Minggu, 24 Juni 2012

optim BTS

Berikut merupakan sedikit ilmu yang saya peroleh dari proses drive test optimation. Proses drive test sendiri adalah salah satu proses untuk mengukur kekuatan sinyal, rx level dan berbagai paramater bagus/ jeleknya sinyal di pelanggan untuk menunjang proses komunikasi dari MS/ user ke BS atau Node B pada jaringan 3G.

Network Optimalization

Permasalahan unjuk kerja pada jaringan, sering dialami oleh operator telekomunikasi seluler baik yang berbasis GSM maupun CDMA. Kejadian seperti drop call ketika sedang berbicara, gagal hand off, atau call set up yang lama adalah hal yang biasa ditemui. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kejadian tersebut, baik karena perancangan sisi radio atau perencanaan PN, peramalan trafik yang tidak tepat, perencanaan link budget yang kurang baik, penambahan jumlah pengguna dan pada ujungnya adalah desain jaringan yang tidak optimal. Dalam sistem telekomunikasi, langkah optimalisasi sangatlah penting mengingat kebutuhan akan kapasitas jaringan yang semakin besar guna memenuhi quality of service kepada pelanggan serta langkah penting dalam menyempurnakan performansi suatu jaringan.

Network Optimalization adalah proses peningkatan kualitas jaringan radio CDMA dalam pemenuhan coverage, quality, dan capacity, baik pada single dan multiple cell site environment yang prosesnya meliputi proses drive test, analisa data drive test, audit BTS, adjustment/tunning network serta monitoring. Dalam peningkatan kualitas pelayanan jaringan telekomunikasi coverage, quality, dan capacity menjadi faktor penentu. Upaya yang dilakukan harus semaksimal mungkin guna mendapatkan nilai KPI (keep performance indicator) yang sesuai dengan standard. Gambar 2.1 merupakan faktor kunci dalam optimalisasi jaringan secara umum, yang terbagi dalam tiga variabel.


Faktor utama optimasi jaringan

Guna memenuhi Coverage, Quality dan Qapacity tersebut maka ada beberapa parameter performansi yang harus dilihat. Berikut beberapa kriteria performansi yang utama dan cocok bagi kebanyakan sistem jaringan.

Access Failure Rate (Mobile Originating) : Didefinisikan sebagai banyaknya panggilan yang gagal dibandingkan dengan banyaknya panggilan yang masuk ke sistem. Mobile Originating adalah panggilan Mobile ke Land. Performance dengan hasil < 5% masih dapat diterima dan <2% dianggap baik

Access Failure Rate (Mobile Terminating) : Didefinisikan sebagai banyaknya panggilan yang gagal dibandingkan dengan total panggilan yang masuk ke sistem. Mobile Originating adalah panggilan Land ke Mobile. Performance dengan hasil < 5% masih dapat diterima dan <2% dianggap baik.

Dropped Call Rate : didefinisikan sebagai proses pemutusan pemakaian kanal oleh Base Station atau Mobile tanpa seijin oleh mobile. Drooped Call didefinisikan sebagai total panggilan yang berhenti tiba-tiba dibagi total panggilan yang sukses selama selang waktu tertentu. Nilai performance <2% dianggap baik.

Forward Frame Error Rate (FFER) : didefinisikan sebagai frame yang didalamnya terdapat bit error. Frame Error Rate berhubungan dengan kualitas suara.

Average Call Setup Time : Didefinisikan sebagai lamanya mulai panggilan sampai mulainya proses percakapan. Nilainya berkisar <5 detik dianggap baik dan penghitungan tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk mengakusisi sinyal pilot.

Successful Handoffer rate : Banyaknya panggilan yang berhasil mengalami handoffer baik soft handoff, maupun hard handoff. Yang nilainya masih dianggap baik jika berkisar antara 33% dan dapat berbeda-beda tergantung topologi daerah dan proses pembebanannya.

Tidak ada komentar: