Kalau ada manusia yang punya banyak mimpi, mungkin itu saya.
Seorang manusia dengan 1000 kepribadian yang saya copy dari bebagai tokoh dan bacaan. Namun satu prototype yang saya suka. Prototype diri saya. Mungkin lebih tepat kata orang jaman sekarang topeng ya.
Topeng kekanak-kanakan, terbuka, ceria, tak pantang menyerah walau terinjak.
Ada beberapa topeng kehidupan yang biasa digunakan manusia.
Begitu lekat dekat seperti kulit, sehingga terkadang kita tidak sadar sedang menggunakan topeng dengan wajah kita.
Banyak hal yang melatar belakangi, mulai dari situasi dan kondisi. Ada beberapa topeng kehidupan yang cukup berat digunakan, topeng sabar, topeng sopan dan topeng, kebersahajaan dan keilmuan.
Ada beberapa topeng kehidupan yang biasa digunakan manusia.
Begitu lekat dekat seperti kulit, sehingga terkadang kita tidak sadar sedang menggunakan topeng dengan wajah kita.
Banyak hal yang melatar belakangi, mulai dari situasi dan kondisi. Ada beberapa topeng kehidupan yang cukup berat digunakan, topeng sabar, topeng sopan dan topeng, kebersahajaan dan keilmuan.
Topeng hanyalah wajah kalau adegan yang anda lakukan tak mencerminkan topeng, terlihatlah "buruk muka topeng dibelah".
Topeng, topeng, topeng., siapa sih yang pakai topeng?? Saya ini orangnya sabar emang udah dari sononye. sambil nggebrak meja.
Topeng yang sesuai dengan adegan tapi naskah kehidupan yang diucapkan menunjukkan topengnya palsu.
Ada topeng yang bisa saya perankan dengan luwes tapi begitu menjijikkan, topeng satir, topeng olokan, topeng sombong dan topeng keliaran.
Hmmmpf membaca lah yang membuat saya sadar mana topeng yang tepat digunakan, mana sajak dan ritme yang tepat untuk di monolog atau dilakukan secara prolog.
Ada topeng yang bisa saya perankan dengan luwes tapi begitu menjijikkan, topeng satir, topeng olokan, topeng sombong dan topeng keliaran.
Hmmmpf membaca lah yang membuat saya sadar mana topeng yang tepat digunakan, mana sajak dan ritme yang tepat untuk di monolog atau dilakukan secara prolog.
Begitu juga mana akting dan tarian yang tepat di tengah drama kehidupan, mana pula sound track yang tepat untuk adegan tertentu. Itulah aku.
Jauh di lubuk hatiku, ketika topeng terbuka. Dan pentas diturunkan keriuhan menghilang, hanya kepolosan seorang anak-anak yang membaca buku.
Jauh di lubuk hatiku, ketika topeng terbuka. Dan pentas diturunkan keriuhan menghilang, hanya kepolosan seorang anak-anak yang membaca buku.
Di tengah hangatnya temaram mentari pagi, sang anak sedang membaca naskah, metode, petunjuk praktis, tips dan trik, rancangan dan ayat-ayat suci untuk memerankan akting kehidupan.
Sejujurnya, hari ini saya merasa begitu lelah, terjun di tengah masayarakat dan berkecimpung dengan aktor2 kehidupan dengan lawakan, cemoohan dan sanjung-menyanjung yang harus saya timpali.
Pentas sedang di gelar.. sound track terkadang berubah sesuai suasana hati.
Di tengah panas nya jakarta dan kehidupannya saya merindukan dua kota.
Di tengah panas nya jakarta dan kehidupannya saya merindukan dua kota.
Sister city kalau boleh saya sebut. Malang dan Bandung. Hmppf dua kota berhawa dingin dengan ciri khas masing2 yang menyentuh di hati saya.
Penduduk kota malang sesuai iklim nya yang dingin, cenderung lebih menekankan negosiasi, sopan santun jawa meski dalam dirinya tersimpan akar jiwa yang kokoh dan keras, serta tak mudah menyerah dan tak pantang dihina. Sedikit mencerminkan diri saya??? mungkin..
Tapi saya tetap merindukan kota malang dengan logika berpikir orang-orangnya yang terus maju, selalu berubah tapi dengan membawa kearifan lokal. Malang sebuah kota yang penduduknya berpendidikan dengan menekankan pada perubahan sosial.
Penduduk kota malang sesuai iklim nya yang dingin, cenderung lebih menekankan negosiasi, sopan santun jawa meski dalam dirinya tersimpan akar jiwa yang kokoh dan keras, serta tak mudah menyerah dan tak pantang dihina. Sedikit mencerminkan diri saya??? mungkin..
Tapi saya tetap merindukan kota malang dengan logika berpikir orang-orangnya yang terus maju, selalu berubah tapi dengan membawa kearifan lokal. Malang sebuah kota yang penduduknya berpendidikan dengan menekankan pada perubahan sosial.
Malang dan Bandung, doa kota dingin di belahan jawa timur dan jawa barat dengan ikon yang terkenal sebagai kota pelajar.
Gambaar-gambar ini adaalah gambaran mengenai hati dan impian saya akhir-akhir ini yang saya ambil dari web.
Gambaar-gambar ini adaalah gambaran mengenai hati dan impian saya akhir-akhir ini yang saya ambil dari web.
Bandung kota yang ramah. Iklimnya sejuk dan dingin. Ibarat kata rahim pendewasaaan saya yang kedua.
Bandung, religius, modern, fashionable dan berpendidikan. Bandung terkenal akan iklim ilmiah, riset, pakar dan ilmunya.
Diantara dua rahim inilah saya tumbuh. Bandung dan Malang. Betapa saya begitu tegas, idealism dan penuh prinsip dan keyakinan. Merubah diri dan masyarakat.
Diantara dua rahim inilah saya tumbuh. Bandung dan Malang. Betapa saya begitu tegas, idealism dan penuh prinsip dan keyakinan. Merubah diri dan masyarakat.
Bandung mengajarkan untuk berbaur, bersosial, tanpa terwarnai tapi mewarnai.
Sejujurnya saya sangat menyukai pemandangan langit, ada satu rasa satu tema dan nada yang tercipta ketika saya memandang langit. Mungkin kalau ada jenis-jenis manusia, saya manusia yang merasa dengan, aroma, sense, feel, image tapi terdidik dengan pola teknik yang terpaksa saya terima.
Sejujurnya saya sangat menyukai pemandangan langit, ada satu rasa satu tema dan nada yang tercipta ketika saya memandang langit. Mungkin kalau ada jenis-jenis manusia, saya manusia yang merasa dengan, aroma, sense, feel, image tapi terdidik dengan pola teknik yang terpaksa saya terima.
Kadang saya merasakan sikap seseorang dengan iklim, liingkungan, performa, warna, nada, acessoris, pilihan kata dan cara merespon.
Saya suka mendengarkan lingkungan dan percakapan disekitar saya.
"Recording it make me healing from the pain".
Mungkin pendengar tepatnya, bukan nguping.
Obrolan di busway, gurauan anak di surau, teriakan penjual bakso, dengauan pedagang asongan, nada suara penjaja kue di perempatan, suara semilir angin, celoteh anak-anak berbahasa sunda, riak air mancur dan suara-suara yang mengingatkan saya akan suatu tema.
Obrolan di busway, gurauan anak di surau, teriakan penjual bakso, dengauan pedagang asongan, nada suara penjaja kue di perempatan, suara semilir angin, celoteh anak-anak berbahasa sunda, riak air mancur dan suara-suara yang mengingatkan saya akan suatu tema.
Tempat berlabuhnya semua mimpi.
Jakarta yang macet, jakarta yang bising, jakarta yang panas, jakarta dengan seribu yang.
Mungkinkah Jakarta sudah terlalu begitu lelah menjadi ibu? bagi setiap kota???
Tak ada lagi keramahan seorang ibu bila bebanya terlalu berat, karena jujur dia hanyalah manusia.
Jakarta ibarat seorang empok2 yang telah berumur, namun masih harus bermake up baja dengan terus dipacu jam terbang, bersolek keras ditengah penyakit yang menggerogotinya.
Jakart ibarat ibu dengan banyak putra/ putri, public figure dan seorang yang mengidap penyakit. Jakarta ibu yang hebat tapi terlihat dia membutuhkan istirahat barang sehari atau dua hari.
Mungkin ibarat alat butuh dikalibrasi ulang. Ibarat puasa yang mensucikan jiwa.
Banyak yang ingin jakarta kembali menjadi ibu yang ramah, terpelajar, dan indah serta sehat. Meski dalam hati ada, tapi jakarta tak berani mengambil langkah. Dia hanya menunggu waktu dan momentum.
Suatu ketika jakarta akan berhenti, dia sudah terlalu uzur dan sakit.
Suatu ketika jakarta akan berhenti, dia sudah terlalu uzur dan sakit.
Hingga datang ibu asuh baru, bagi Indonesia. Siapa??
Wanita muda energik yang cantik alim, modis dan pintar(Bandung), atau yang cerdas, ekonomis namun sedikit disiplin (surabaya), atau (malang) yang kadang meledak2 dan ceria tapi tetap idealis dan pandai bersosialisasi.
Mungkin bukan mereka, tapi ibu2 polos dari anak2 jakarta yang lain. Jakarta sudah melahirkan orang2 hebat dari rahimnya dan kini terlihat jakart ingin menikmati usia senja bersama cucu-cucunya.
Bekan terus berpentas dengan segala kenaifan dunia.
Aku bagaikan layang2, semua orang pasti ingin dapat raih bahagia....
Mimpi yang sempurna mungkin dimulai dari sini (di hati).
Apa yang kumau, aku hanya punya plan dan cita2 serta iman.
Topeng apa yang terbaik hari ini??? aku hanya sedang menjalankan proses ... topeng keseharian inilah yang sempurna.. dan apa adanya
Suatu ketika aku ingin dapat berkeliling nusantara.
Suatu ketika aku ingin dapat berkeliling nusantara.
Meskipun besok kiamat, biarkan aku bercita2 untuk bermanfaat bagi mereka, agama dan juga bangsa. Seluruh penjuru nusantara seperti kampungku.
Bagaimana tidak mereka juga anak2 tetanggaku.
Dimana kami sekolah SD-kuliah sama. Dimana kami menonton televisi? tahu doraemon?? makan nasi?? semua sama. Itulah kami anak2 indonesia lahir dengan kesamaan dalam ambang batas..
"limit of live, happiness but we will not limit our dream. we will explode it to be fire works dream"
indahnya lembayung senja bak arif dan sahaja seoran tuan melayu tua. tenang, tapi dalm berilmu dan bertuah.
Kadang saya menganalogikan Indonesia ibarat seorang anak yang iri melihat mainan temannya..
Itulah kita indonesia, ibarat seorang anak, dia ini normal tapi teman-temannya sedikit nakal.
Temannya merebut mainannya. Mengambil makanannya dan membodohinya. Dia memang baru dewasa, ingin mandiri tapi beberapa temannya memanjakan untuk menipu dan mengambil uangnya.
Anak ini lugu dan manis bajunya menarik tutur katanya sopan, tapi sedikit nakal karena banyak dipuji. Diberi contoh yang jelek, diajak main ditempat yang tidak sehat.
Sekarang dia sakit.. banyak yang mencaci, ada yang tetap dekat juga. Mencari keuntungan, prihatin atau karena sahabat. Itulah Indonesia.
Indonesia, anak yang sedang tumbuh.., jagalah dia... Jangan dirusak ya...
Indonesia, anak yang sedang tumbuh.., jagalah dia... Jangan dirusak ya...
Aku ingin menjadi, setitik awan kecil diiii langitt bersama mentariiii
Timbul pertanyaan, adakah super market, sinyal, sekolah..?? tukang bakso?? listrik??
Satu kata, gapapa sehari aja kok.
Ketika ditanya kenapa ga tinggal disana?? plizz deh " males". G ada mall, kemana-mana jauh, panas dll.
Itulah kita, bahkan saya hehheheh.
Kita memang terlalu manja dengan fasilitas. Kita terlalu bangga dengan orang lain yang mau berbuat dan mencipta. Tapi kita sendiri tak mau melakukan setitik perubahan.
Perubahan apa??
Minimal kita bisa merubah diri sendiri. Yup dimulai dari diri kita, desa, kampung dan lingkungan kita.
Lembayung senja yang hangat diselingi dinginnya degradasi biru tua.
Lembayung senja yang hangat diselingi dinginnya degradasi biru tua.
"Setinggi pucuk pohon kanopi, mulai senja tampak keindahan."
"Tinggi hati berapi-api, tak ternilai kecuali kerendahan."
Hanya malam yang dapat menyamakan atmosfer bahwa kita itu kecil dan rendah dibanding kuasaNya.
Tingginya dahan tak akan mencapai tingginya bintang.
Renungan di malam, dengan atmosfer suam2 kuku kota JKT..:\>.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar