Minggu, 10 April 2011

Nail teach you about friendship= Paku ajarkan kita arti sahabat


Once there was a bad boy character. His father gave him a bag full of nails, and made tacking a nail bar in the garden fence every time he lost his temper, or quarrels with other people.

The first day he was nailing 37 rods on the fence, because that day the child is registered at loggerheads with his friends. In the following weeks he learned to exercise restraint, and reduced the number of nails he uses from day to day. He found that restraint is easier than tacking on the fence.

Finally the day came when he no longer need to nail a single nail and with Happy conveyed it to his father. His father then told him to pull a nail from the fence every time when he managed to stop myself / be patient.

The days passed and finally arrived the day he can tell his father that all the nails had torn from the fence. The father took his son to the fence and said: "My son, you're good, but let's see how many holes in the fence. The fence is not going right again."

Look at both good son. If you dispute or quarrel with others, it always leaves a wound like this fence. You could stick a knife in the backs of people and drew it back, but will leave scars. No matter how many times you apologize / regret.

Our friends are rare jewels. They make you laugh and give you encouragement. They are willing to listen if you need it, they support and open your heart. Show to your friends how much you love them

Im sorry it just copas from gogle translete cos hurry up adzan nih bhs english jadi belepotanaslinya dibawahnya ye jgn protes

Pernah ada seorang anak lelaki yang berwatak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.

Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar, karena hari itu anak tersebut tercatat berselisih paham dengan teman temannya. Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar.

Akhirnya tibalah hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan Gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya. Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap kali bila dia berhasil menahan diri/bersabar.

Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar. Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: "Anakku, kamu sudah baik, tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar. Pagar ini tidak akan kembali seperti semula."

Dengar arah baik baik nak. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar ini. Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal.

Teman teman kita adalah perhiasan yang langka. Mereka membuatmu tertawa dan memberimu semangat. Mereka bersedia mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka menunjang dan membuka hatimu. Tunjukkanlah kepada teman-temanmu betapa kau menyukai mereka



Tidak ada komentar: