Minggu, 24 April 2011

Proud to be Indonesian



Proud to be Indonesian

In Aceh, you can enjoy the dance-berteguk Seudati and sips coffee. then on along the Bukit Barisan, a lot of you have encountered the canyon and lake. And the beach boy, there is one who never forgot his father, was the high point on the beautiful island of Belitung similar paintings.

If you get to the land of Java, Stop and once to the beach filled Bayah natural stones elegant. Oh yes, son, not far from there, you can also find our brothers Bedouin tribes who are still closely guard the tradition of our noble ancestors.

You have stood in the Tatar Pasundan, son. Open your eyes, ears and hearts, to enjoy the sound of angklung, gamelan, and the curves and turns intoxicating voice that sings. Keep walking to the east boy, then will you find Borobudur, prambanan, the sound of gamelan and dance number full of tenderness.

Oh yes, son. Do not forget, stop briefly to Sukolilo District, there are brothers and sisters we are citizens Sedulur Sikep better known as "Samin", they are the kid who never made a heart shy father, because they are by the state "accused" had no religion, in fact more religious in living life.

Keep walking to the east, son. Will you find beautiful mountains, reog ponorogo, karapan cattle, and of course laden ludruk a saying. If you have time, take the boat to the north, the earth borneo you may still encounter great forest that once dibabati concessionaires. But the father believes, there you can still watch the ceremony Dayak, Orang Utan, and orchids farrago.

Dad forgot boy, you should also see childhood memories when you're with dad mengelilinmgi island of Bali. Yes, yes ... the beach of Kuta, Sanur, Tanah Lot, Bedugul, dance Janger, Trunyan, and of course also legong dance that has spread to foreign countries.

Keep on walking boy, continue to the east, to the land of the less noticed the people of Jakarta are more drunk than the power of uplift our brothers in the east of the country. Sasak puppets, dragons, nyalamak ceremony at sea, whaling, Nyale ceremony, is the beauty offered by this land.

Keep going, son. Sulawesi, yes, that country also, father pleased once to the opposite shore, where the adventurers Bulukumba build ships Phinisi. Yes, keep driving to the east of the country, up to Papua to eat the beauty of Raja, virgin forests, as well as a variety of nutritious plants.

Really son, is all ours. If some of whom had been pawned at foreign investors, do not hesitate, grab back of their hand. For all that you have, are right and your destiny as well as residents of this country.

Indeed, son, we and our leaders, never powerless precisely because of our greed that has engulfed them raw money owed without ever remember that we also have you, our offspring.

quoted from Kompas.com

Jodhi Yudono | Sunday, April 17, 2011 | 17:28 pm



Indonesian is me:

Di Aceh kau bisa menikmati tari seudati dan berteguk-teguk kopi. lalu pada sepanjang Bukit Barisan, banyak kau jumpai ngarai dan danau. Dan pantainya nak, ada satu yang tak pernah ayah lupa, adalah Tanjung Tinggi di pulau Belitung yang indahnya serupa lukisan.

Jika sampai ke tanah Jawa, singgahlah dulu ke pantai Bayah yang dipenuhi batu-batu alam nan elok. O ya nak, tak jauh dari situ, bisa pula kau jumpai saudara-saudara kita suku Baduy yang masih erat menjaga tradisi kakek moyang kita yang mulia.

Engkau telah berdiri di tatar Pasundan, nak. Bukalah mata, telinga dan hatimu, untuk menikmati bunyi angklung, degung, dan lekuk-liku suara penyanyinya yang memabukkan. Terus berjalan ke timur nak, maka akan kau jumpai borobudur, prambanan, suara gamelan dan sejumlah tari-tarian yang penuh kelembutan.

O ya, nak. Jangan lupa, mampirlah sebentar ke Kecamatan Sukolilo, di sana ada saudara-sadara kita warga Sedulur Sikep yang lebih dikenal sebagai “orang Samin”, mereka itulah nak yang pernah membuat malu hati ayah, lantaran mereka yang oleh negara “didakwa” tak punya agama, nyatanya lebih agamis dalam menjalani kehidupannya.

Terus berjalan ke timur, nak. Akan kau jumpai gunung gunung cantik, reog ponorogo, karapan sapi, dan tentu saja ludruk yang sarat ujar-ujar. Jika sempat, naiklah kapal ke utara, di bumi borneo mungkin saja masih kau temui hutan raya yang dulu dibabati para pemegang hph. Tapi ayah yakin, di sana kau masih bisa menyaksikan upacara suku dayak, orang utan, dan anggrek aneka rupa.


Ayah lupa nak, kau perlu juga menjenguk kenangan masa kecil saat kau bersama ayah mengelilinmgi pulau Bali. Ya, ya… pantai Kuta, Sanur, Tanah Lot, Bedugul, tari janger, trunyan, dan tentu pula tari legong yang sudah menyebar ke negara manca.

Teruslah berjalan nak, terus ke timur, ke tanah yang kurang terperhatikan orang-orang Jakarta yang lebih mabuk kuasa ketimbang mengangkat derajat saudara-saudara kita di bagian timur negeri. Wayang sasak, komodo, upacara nyalamak di laut, perburuan paus, upacara nyale, adalah keindahan yang ditawarkan oleh tanah ini.

Teruslah melangkah, nak. Sulawesi, ya, itu negerimu juga, ayah pernah hingga ke pantai bira, bulukumba tempat para petualang membangun kapal-kapal phinisi. Ya, teruslah melaju ke timur negeri, hingga ke papua untuk menyantap keindahan raja ampat, hutan-hutan perawan, serta aneka tumbuhan berkhasiat.

Sungguh nak, ini semua milik kita. Jika sebagian di antaranya telah tergadai pada pemodal asing, jangan ragu, rebut kembali dari tangan mereka. Sebab semua yang kau punya, adalah hak dan juga takdirmu sebagai penghuni negeri ini.

Sungguh, nak, kami dan juga pemimpin-pemimpin kami, pernah tak berdaya justru karena ketamakan kami yang telah melalap mentah-mentah uang utang tanpa pernah ingat bahwa kami juga memiliki engkau, anak keturunan kami.

dikutip dari Kompas.com

Jodhi Yudono | Minggu, 17 April 2011 | 17:28 WIB

1 komentar:

Love's brotherhood mengatakan...

Mas bro manteph... jempol 10000X keep posting